Terbit pada:Selasa, 11 November 2014
Ditulis oleh: Unknown
Kuburan Meydi Dibongkar, Keluarga Minta Jasad Diotopsi
KOTAMOBAGU –Keluarga meminta jenazah yang sudah dikuburkan lebih dari sebulan, diangkat lagi dari tanah, karena ditemukan kejanggalan pada kematiannya.
Tim Polres Bolmong yang dipimpin langsung Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) AKP Iverson Manossoh SH, bersama dokter forensik dari Manado, langsung melakukan otopsi terhadap mayat tersebut.
Belakangan korban yang dinyatakan tewas saat ditemukan di Tanjung Matandoy wilayah Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) (03/10) bulan lalu, bernama Meydi Paputungan warga Kelurahan Pobundayan. Pembongkaran dilakukan di Pekuburan Umum Kelurahan setempat, Sabtu(08/11) sekira pukul 12:00 siang hari.
Hal ini dilakukan guna mengetahui secara medis, penyebab meninggalnya jenazah itu, menyusul muncul berbagai spekulasi dari pihak keluargayang curiga dengan peristiwa yang menimpa anggota keluarga mereka.
“Permintaan keluarga untuk dilakukan otopsi, kewajiban hukum juga harus kita lakukan, diduga dalam hal meninggal dengan tidak wajar, dengan mengadirkan tim Forensik dari Manado yakni Dokter Johanes Malo, dan hasilnya minimal tiga hari,” kata Iver disela-sela penggalian mayat.
Iver pun menceritakan kembali kronologis kejadian pada saat mayat ditemukan di lepas pantai Kabupaten Bolsel itu. “Pada tanggal 1 Oktober2014 , korban dinyatakan hilang dan dua hari kemudian tepatnya pada tanggal 3 Oktober 2014, sekira pukul 01.00 WITA, korban ditemukan sudah tidak bernyawa.Korban diboyong pulang dan oleh pihak keluarga sekira jam 04.00 WITA korban langsung dimakamkan,” cerita Iver.
Sejauh ini, penyidik sudah memeriksa empat orang saksi masing-masing berinisial MM, SM, DM dan RP, dalam hal ini sebagai rekan korban yang beberapa hari sebelum ditemukan tewas, pernah bersama korban.
“Itu dua hari sebelum ditemukan, kelima orang ini termasuk korban melakukan aktivitas memancing, dan bakar ikan di tepi pantai Deaga Kecamatan Pinolosian Tengah,yang kurang lebih berjarak 1 kilometer dari tanjung tempat ditemukan korban.Versi mereka saat itu, korban ke tepi pantai, ada ombak besar, lalu diduga terseret arus,” jelas Iverson.
Sementara, ayah korban Isak Paputungan kepadaBOLMONGfox mengatakan, semasa hidupnya korban dikenal penurut dan tidak pernah terlibat masalah. “Dia anak yang baik, tidak pernah terlibat kasus ataupun masalah di kampung ini.Saya tidak yakin pada malam itu anak saya hilang dibawa ‘roh halus’, lalu kemudian ditemukan sudah tidak bernyawa. Saya mendapat informasi bahwa dia hanya cuci tangan yang berjarak sekitar lima meter ditepi pantai lokasi mereka berkumpul lalu hilang.Maka dari itu saya berharap kepada pihak kepolisian, dengan dilakukannya otopsi ini dapat mengungkap apa sebenarnya yang terjadi sampai mengakibatkan anak saya seperti ini,”ungkap isak.
Terpantau, suasana penggalian makam berlangsung, sekitar lokasi dipadati ratusan warga setempat yang ingin melihat proses tersebut.Sementara, di dalam garis polisi, serta dibalut penutup berbahan plastikdibentuk persegi dengan tinggi sekitar 3 meter tepat di makam korban. Otopsi dilakukan kurang lebih sekitar 1 jam, hingga kemudian jenazah korban kembali dimakamkan.
Peliput : Ade Putra