Pilpres, Momentum Bargaining Position Daerah
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sudah di depan mata. Agendaterakhir yang masih hangat diperbincangkan adalah dua pasang calon
presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) adu visi dan
gagasan dalam agenda ''Debat Capres 2014'' yang ditaja Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dalam beberapa ronde.
Secara umum, visi dan berbagai program kerja telah diungkap
masing-masing pasangan calon pemimpin bangsa lima tahun ke depan ini.
Baik gambaran secara nasional, maupun program-program yang memetakan
kepentingan daerah di tanah air.
Bersamaan dengan itu pula, berbagai persoalan daerah yang sangat
tergantung dari sentuhan pusat, masih banyak bergelayut. Terutama dalam
beberapa hal yang menyangkut kepentingan orang banyak di Bumi Lancang
Kuning ini.
Tentu saja, dua kepentingan yang saling bertemu itu, tidak bisa
dibiarkan begitu saja berlalu. Inilah kesempatan bagi daerah untuk
barganing position terhadap pusat. Sehingga Pilpres kali ini dijadikan
momentum untuk memetik keuntungan bagi daerah.
Isu terhangat yang sedang diperjuangkan adalah Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi (TRWP) Riau yang sudah dilakukan sejak 2006 silam,
belum juga selesai —ini belum termasuk berbagai krisis klasik yang
terjadi, seperti listrik, asap dan banjir yang hadir rutin setiap tahun.
Padahal, produk yang diproduksi dua generasi anggota DPRD Riau —bahkan
akan masuk masa bakti anggota DPRD baru— akan menjadi titik awal untuk
daerah ini berkembang dengan pesat, setelah pembangunan jalan tol dan
infrastuktur lainnya yang melewati kawasan yang selama ini memerlukan
remomendasi pusat.
Jika direview kembali, persoalan daerah ini tidak hanya itu, masih
banyak lagi hal-hal yang hingga saat ini kebijakannya masih terkait
dengan pemerintahan pusat. Apalagi, jika dibandingkan dengan kekayaan di
Bumi Lancang Kuning ini, tidak berdampak signifikan dengan perkembangan
kemajuan daerah.
Memang, beberapa program yang sudah dilontarkan pasangan
capres-cawapres, sudah merilis program untuk memajukan daerah secara
nasional, namun bagi daerah ini, itu masih kurang. Tidak ada pesan dan
tujuan khusus yang akan diberikan kepada Negeri Lancang Kuning.
Sekali lagi, bukan hal yang aneh, jika capres-cawapres memberikan
perhatian khusus kepada daerah ini, mengingat kontribusi daerah ini
untuk negara melalui sumberdaya alam berlimpah yang sudah diambil
puluhan tahun.
Janji, seperti yang diungkap salah satu kandidat, akan memberikan satu
kursi menteri dari Riau jika menang pilpres, rasanya juga belum cukup
membayar apa yang diberikan daerah ini untuk pusat.
Namun, mendiamkan saja janji itu, hanya sebatas kata-kata tanpa
realisasi atau tidak ada upaya untuk menyusun barisan, bahwa daerah ini
harus mendapatkan keuntungan nyata dan lebih dari ajang pilpres kali
ini, adalah sebuah kerugian besar.
Maka sangat wajar, daerah ini bersikap menyatukan visi, mengambil
keuntungan daerah dari momentum pilpres yang hanya terjadi lima tahun
sekali. Jangan lewatkan kesempatan emas ini terjadi begitu saja. Siapa
pun pasangan capres-cawapres terpilih, daerah ini tetap punya bargaining
position. Jika tidak sekarang, kapan lagi. Selamat berjuang.(***)
Oleh: Moh. Syahputra Tohis
Aktivis HMI