.jpg)
Terbit pada:Rabu, 12 November 2014
Ditulis oleh: Unknown
Dapatkah Aleg Jadi Pahlawan Rakyat?
Penulis: Meiki Laoh
Wakil rakyat kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman-teman dekat, begitulah penggalan lirik lagu Iwan Fals yang tentunya untuk mengetuk pintu hati para wakil rakyat di seluruh tanah air. Tidak terkecuali di Kota Kotamobagu. Mungkin alangkah baiknya setiap wakil rakyat bisa menghafal seluruh lirik lagu ini. Selain hafal, juga harus memaknai satu persatu kata demi kata yang tertuang dalam lagu yang cukup populer dikalangan mahasiswa dan aktivis ini.
Tapi, nampaknya ini merupakan hal yang mustahil. Karena, sejatinya setiap anggota DPRD pastilah tidak punya banyak waktu lagi untuk menghafal dan memaknai sebuah lagu. Karena, setiap harinya seorang wakil rakyat sudah disibukkan dengan berbagai agenda kegiatan baik di dalam kantor maupun di luar kantor.
Apalagi saat ini, di DPRD Kota Kotamobagu, masih banyak agenda yang harus dituntaskan, termasuk penetapan struktur Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Bukan hanya itu saja, DPRD Kotamobagu juga masih memiliki pekerjaan rumah (PR) penting dalam kelangsungan pembangunan Daerah ini untuk tahun mendatang. Yakni pembahasan APBD 2015 yang notabene masih menunggu terbentuknya AKD tersebut.
Sayangnya, yang terjadi belakangan ini, tampak beberapa diantara wakil rakyat, malah hanya sibuk dengan hal-hal yang mungkin tidak terlalu penting. Bahkan mungkin tidak menarik untuk diperbincangkan oleh warga khususnya kaum Ibu ketika sedang menunggu pedagang sayuran dipagi hari.
Yang terjadi saat ini, sejumlah wakil rakyat, sedang asyiknya saling sikut, saling hujat dan saling menyalahkan. Setiap individu malah lebih ingin mencari kesalahan anggota DPRD lain, ketimbang memikirkan program, agenda dan mungkin umumnya nasib rakyat yang telah mempercayainya untuk duduk di kursi DPRD Kotamobagu.
Di berbagai media, setiap hari dihiasi oleh pemberitaan tentang perang dingin antara beberapa wakil rakyat. Padahal, saat ini mereka masih disibukkan dengan agenda-agenda penting. Salah satunya penuntasan AKD. Tidak hanya itu, bahkan pembahasan APBD 2015 masih ngambang karena harus menunggu AKD tersebut. Padahal, masyarakat Kota Kotamobagu sangat menantikan gebrakan baru 25 wakil rakyat baru ini, dalam pembahasan anggaran APBD 2015 yang diharapkan lebih pro rakyat.
Kondisi saling sikut, saling banting antara wakil rakyat ini, lewat argumentasi di media, atau boleh dikatakan debat kusir karena tidak akan pernah menemukan titik kata sepakat, justru lebih memperkeruh keadaan di dalam gedung yang penuh kehormatan itu (Kantor DPRD). Para wakil rakyat sudah ‘main’ kubu-kubuan, setiap kubu dikelompokkan berdasarkan hubungan persahabatan dan lain sebagainya termasuk kesepakatan bersama.
Jika sudah demikian, pastilah yang dirugikan adalah masyarakat. Karena, warga yang telah banyak menitipkan harapan kepada wakil rakyat ini. Tapi justru wakil rakyat sebagai penyalur lidah rakyat, malah terpecah oleh kepentingan masing-masing kubu. Ini sangat memprihatinkan.
Entah karena sifat gengsi atau sejenisnya, sehingga masing-masing tetap bertahan pada pendiriannya, padahal belum diketahui siapa yang benar dan siapa yang salah.
Lewat momentum hari Pahlawan Nasional ini, terdapat secuil harapan dari saya dan masyarakat Kota Kotamobagu umumnya, bagaimana wakil rakyat bisa bersatu dalam satu suara. Untuk menepati janji-janjinya saat masa kampanye. Bahkan dalam kondisi ini, sangat diharapkan ada wakil rakyat yang bisa menengahi hal ini, mampu menyatukan persepsi ke-25 wakil rakyat. Karena wakil rakyat lahir dari rakyat dan untuk rakyat. Jika terdapat yang demikian, saya rasa tidak berlebihan jika disematkan gelar ‘Pahlawan rakyat’ kepadanya. Tapi siapakah dia? menarik kita tunggu hingga lima tahun kedepan.
