Terbit pada:Sabtu, 18 Oktober 2014
Ditulis oleh: Unknown
Wafat Saat Berkebun, Novelis Totabuan Ini Ukir Karya untuk BMR
KOTAMOBAGU - Suasana haru menyelimuti kepergian jenazah Almarhum Anuar Syukur SE saat keranda berkerangka besi yang dibalut kain hijau yang bertuliskan kalimat "Lailaaha Ilallahu" diangkat menuju ke pembaringan terakhir tepatnya di pekuburan keluarga, tepat di belakang rumah almarhum, Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Minggu (19/10) pagi tadi pukul 09.00 Wita.Ratusan pelayat duka sudah memadati rumah duka setengah jam sebelum acara pemakaman dimulai. Tampak berbagai elemen dan tokoh masyarakat dalam suasana duka turut hadir dalam prosesi pemakaman almarhum. Memang almarhum dikenal sebagai sosok yang ramah dan sangat peduli dengan kemaslahatan kampung. "Beliau sangat akrab dengan kami, sangat bersahaja dan patut dijadikan contoh dalam pergaulan masyarakat," ucap seorang warga setempat saat ditemui di rumah duka.
Anuar yang lebih kita kenal dengan nama populer Anuar "Totabuan" Syukur merupakan seorang penulis yang juga sebagai sosok budayawan yang sangat mengerti dengan perkembangan budaya di tanah Totabuan, Bolaang Mongondow Raya. Begitu banyak kontribusi dari Almarhum saat masih hidup dengan menciptakan karya tulis dalam bentuk cerita maupun novel.
"Banyak hasil karya Almarhum saat masih berkecimpung sebagai mahasiswa, di antaranya sebagai penulis rubrik cerita pada Surat Kabar Malang Post pada tahun 2002 dalam cerita bersambung, kemudian juga sebagai pendiri Forum Pemuda Totabuan dengan nama 'Pinotaba' yang berhasil beliau cetus. Dan juga dia Almarhum tercatat sebagai staf dosen di Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK), dan masih banyak lagi aktivitas Almarhum semasa hidup," tutur perwakilan pengucap kata hati keluarga dalam rangkaian acar pemakaman Almarhum.
Anuar Syukur yang merupakan pria kelahiran Motoboi Kecil, 26 Oktober 1975 atau lebih tepatnya 39 tahun lalu, merupakan putra sulung dari dua bersaudara. Seorang pegiat seni yang sudah lama berkecimpung dalam dunia sastra walaupun latar belakang Almarhum adalah merupakan seorang pakar pertanian dan mengakhiri masa kuliahnya dengan gelar sarjana ekonomi, namun kecintaannya pada budaya dan sastra membuatnya banyak menghasilkan berbagai karya tulis.
Dari informasi yang dirangkum, kondisi kesehatan Almarhum rupanya sudah lama menderita penyakit jantung kronis. Namun, tak patah arang, Almarhum masih menjalani aktivitasnya keseharianya berkebun. Dalam kegiatan berkebunnya itu, Pada hari Sabtu (18/10) pagi pukul 06.00 Wita, Anuar berangkat dari rumahnya menuju kebun yang berada di desa Molayat. Saat sedang berkebun, mendadak Almarhum menderita sakit dan pada saat itu hanya seorang diri, dia pun menuju ke pondok terdekat untuk meminta bantuan.
Almarhum langsung dibawa menuju ke Motoboi Kecil, tepat di rumahnya langsung dibawa berobat, tak tahan menahan rasa sakit, akhirnya tepat pukul 13.00 Wita, Sabtu (18/10), Anuar Syukur menghembuskan nafas terakhirnya.
Peliput: David Sumilat
Editor: David Sumilat
Foto: Keranda jenazah saat diusung menuju ke pekuburan keluarga. Insert Alm. Anuar Syukur semasa hidup. (davidsumilat)