Israel Tawarkan Perpanjangan Gencatan Senjata
ISRAEL menawarkan perpanjangan gencatan senjata, setelah kesepakatan sebelumnya akan berakhir pada Jumat, 8 Agustus 2014. Seorang pejabat yang dikutip kantor berita Reuters mengatakan Israel telah menunjukkan kesiapannya untuk memperpanjang gencatan senjata seperti yang telah berlangsung saat ini.
Stasiun berita Al Jazeera, Rabu, 6 Agustus 2014 melansir keinginan itu berlangsung sepihak dari Israel. Namun, tawaran itu tidak mendapat respons positif dari kelompok militan Hamas yang menguasai wilayah Gaza.
Melalui akun Twitter-nya, wakil pemimpin Hamas, Mussa Abu Marzuq mengatakan, tidak ada kesepakatan untuk memperpanjang 72 jam dengan Israel.
"Tidak ada kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata," tulis Marzuq.
Sementara Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan ada beberapa formula yang tersedia untuk mencapau gencatan senjata dengan periode yang lebih lama. Namun, ada risiko yang harus ditanggung pemimpin dari kedua belah pihak.
Obama mengatakan kepercayaan juga perlu untuk dibangun kembali. Sementara hal tersebut, ujar Obama, sulit diraih, di masa-masa tindak kekerasan masih berlangsung.
Sementara dalam pertemuan delegasi kedua pihak di Kairo, Mesir, Palestina menuntut beberapa hal agar gencatan senjata berlangsung permanen. Kantor berita BBC edisi Rabu, 6 Agustus 2014 melansir syarat tersebut antara lain pencabutan blokade Israel di Gaza yang telah berlangsung sejak tahun 2007 dan pembukaan pintu perbatasan.
Palestina juga menginginkan rekonstruksi bangunan yang telah hancur dengan pendanaan internasional. Menurut data BBC, untuk melakukan reskonstruksi bangunan yang hancur di Gaza, setidaknya dibutuhkan dana hingga US$6 miliar.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Rabu kemarin tetap menyalahkan kelompok militan Hamas atas banyaknya korban jiwa warga Palestina yang jatuh akibat serangan Israel. Dalam sebuah jumpa pers, Netanyahu mengaku menyesal atas jatuhnya korban sipil di Gaza.
"Rakyat Gaza bukanlah musuh kami. Musuh kami yakni Hamas. Semua korban sipil adalah sebuah tragedi. Tragedi yang diciptakan sendiri oleh Hamas," ungkap Netanyahu.
Dia menyebut serangan yang dilakukan Israel bisa dibenarkan dan dilakukan secara proporsional. Netanyahu juga menambahkan, Hamas menggunakan taktik serupa yang dipakai oleh kelompok teroris Boko Haram, Al-Qaeda, dan Negara Islam Irak Suriah (ISIS)
Di sisi lain, dalam sidang PBB yang digelar kemarin, Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon kembali geram atas tindakan militer Israel yang menyerang sekolah PBB.
"Dalam sebuah serangan yang terjadi baru-baru ini di sebuah fasilitas milik PBB, militer Israel telah diinformasikan sebanyak 33 kali," ungkap Ban.
Serangan tersebut, lanjut Ban, telah melanggar hukum internasional dan akan segera diselidiki. Dia turut menyerukan semua pihak di Timur Tengah untuk mencari solusi perdamaian permanen atas konflik di Gaza.
"Penderitaan yang tak berkesudahan di Gaza, Tepi Barat dan Israel, harus segera diakhiri. Kami akan membangun kembali rencana perdamaian, tetapi ini harus menjadi kali terakhir. Ini harus segera dihentikan," tegas Ban di hadapan 193 perwakilan negara di PBB.
Dia juga menyerukan agar serangan roket yang dilakukan Hamas dari Gaza dihentikan. Ban turut meminta, tidak ada lagi penyelundupan senjata. Selain itu, dia meminta blokade Gaza segera dicabut dan mengembalikan teritori di bawah satu pemerintahan Palestina.
Sumber: Vivanews
Foto: Rumah di Palestina rusak akibat serangan udara Israel. (REUTERS/Mohammed Salem)