Terbit pada:Kamis, 19 Juni 2014
Ditulis oleh: Unknown
Teror Sunni di Irak, AS Jangan Jadi Angkatan Udara Bagi Milisi Syiah
DUNIA - Pemerintah Irak meminta Amerika Serikat untuk melancarkanserangan udara terhadap para militan Sunni yang telah menguasai sebagian
wilayah Irak. Namun pejabat-pejabat militer AS menentang gagasan untuk
memberikan bantuan militer dalam memerangi militan Sunni tersebut.
Salah satunya disampaikan oleh Jenderal David Petraeus, yang pernah
memimpin pasukan AS di kota Mosul, Irak selama invasi AS ke negeri itu.
Diingatkan Petraeus, Washington berisiko menjadi "Angkatan Udara bagi
milisi Syiah" jika mengabulkan permintaan bantuan militer yang
disampaikan pemerintahan Syiah Irak di bawah pimpinan Perdana Menteri
(PM) Nuri al-Maliki.
"Jika ingin mendukung Irak, itu haruslah dukungan untuk pemerintah Irak
yang merupakan pemerintahan bagi semua rakyat dan menjadi wakil serta
responsif bagi semua unsur Irak," tutur mantan kepala badan intelijen
Central Intelligence Agency (CIA) tersebut.
"Jadi AS tidak bisa menjadi Angkatan Udara bagi para milisi Syiah, atau
perlawanan Syiah terhadap Sunni Arab," imbuhnya.
Selama 10 hari terakhir ini, pemerintah Baghdad yang dipimpin PM Maliki,
seorang Syiah, dibuat kalang kabut oleh serangan besar-besaran para
militan Sunni. Kelompok militan Islamic State of Iraq and the Levant
(ISIL) tersebut telah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Irak
utara. Bahkan kini kelompok militan tersebut telah semakin mendekati
ibukota Baghdad.
Menghadapi situasi ini, pemerintah Irak telah secara resmi meminta
bantuan militer udara AS untuk memerangi kelompok militan ISIL. Komandan
militer AS, Jenderal Martin Dempsey, menegaskan adanya permintaan dari
Irak, tetapi dia tidak mengatakan apakah AS akan bertindak.
Sementara Presiden AS Barack Obama masih mempertimbangkan opsi-opsi yang
akan diambil AS terkait krisis di Irak.(dtc)