Terbit pada:Rabu, 18 Juni 2014
Ditulis oleh: Unknown
Nonton Piala Dunia Beresiko Serangan Jantung
KESEHATAN - Dalam 20 tahun terakhir, dunia mengalami pergesaran dalamhal penyebab
kematian. Dahulu kematian paling banyak disebabkan oleh
penyakit-penyakit infeksius seperti Tuberkulosis dan infeksi paru-paru,
sekarang trend-nya lebih didominasi oleh penyakit-penyakit metabolik
seperti stroke dan serangan jantung. Mengkhususkan perhatian kepada
serangan jantung, dalam profil kesehatan indonesia tahun 2001, serangan
jantung tidak termasuk dalam 10 besar penyebab kematian tertinggi. Namun
dalam survey tahun 2008, penyakit ini sudah berada di posisi ke 9. Saya
belum membaca publikasi yang terbaru tahun 2012, namun dapat dipastikan
jumlahnya akan terus meningkat.
Serangan jantung terjadi apabila terdapat penyumbatan pada pembuluh
koroner (pembuluh yang menyuplai darah untuk jantung). Serangan ini,
harus dipahami, hanya akan terjadi apabila ada faktor pencetusnya.
Hal-hal yang mampu mencetuskan serangan jantung adalah aktivitas fisik
yang berat, malam hari dan stress emosional. Khusus untuk stress
emosional, kita seringkali mengalami hal ini ketika menyaksikan
pertandingan sepakbola.
Bagi penggila sepakbola, tentu pernah merasakan jantungnya seakan mau
copot ketika menonton pertandingan. Seperti saat melihat adu penalti,
atau saat pertandingan memasuki menit 80-an sementara tim yang kita
dukung hanya unggul 1-0. Kita tentu akan merasa was-was apakah tim kita
mampu mempertahankan keunggulan dimenit-menit terakhir atau tidak.
Penulis kemudian bertanya-tanya, apakah menonton sepakbola berkaitan
dengan peningkatan resiko serangan jantung?
Pertanyaan tersebut ternyata telah ada jawabannya melalui penelitian
yang berjudul Cardiovascular Event in World Cup Soccer. Penelitian yang
dipublikasi pada Januari 2008 ini mengambil momen saat digelarnya Piala
Dunia 2006 dimana Jerman bertindak sebagai tuan rumah. Penelitian
dilakukan di Jerman, dengan membandingkan angka kejadian serangan
jantung selama pergelaran piala dunia (9 juni s.d 9 juli) saat Jerman
bertanding dan saat Jerman tidak memainkan pertandingan.
Hasil Penelitian
Dalam rentang 1 bulan penelitian, tim peneliti mengumpulkan dan
menghitung jumlah kejadian serangan jantung setiap hari. Hasilnya, ada 3
tanggal dimana serangan Jantung mendadak menjadi sangat tinggi
dibandingkan hari-hari lainnya. Peningkatan tajam pertama terjadi saat
Jerman melawan Polandia 14 juni 2006, laga antara 2 negara ini selalu
panas karena dibumbui latar belakang sejarah dimana Jerman pada 1930-an
pernah melakukan invasi terhadap Polandia. Selain karena tegang dan
emosional akibat dendam masa lalu, pertandingan pun berjalan panas
sehingga mengakibatkan dikeluarkannya 8 kartu kuning dan 1 kartu merah.
Ketegangan berlangsung hingga hingga akhir laga karena Jerman baru bisa
memastikan kemenangan melalui gol Oliver Neuville di menit ke 91. Anda
tentu bisa membayangkan betapa tegangnya kondisi seluruh Jerman saat
itu.
Peningkatan kedua terjadi saat perempat final yang mempertemukan Jerman
dengan Argentina 30 Juni 2006. Pertandingan berlangsung sangat
menegangkan karena Jerman harus tertinggal lebih dahulu oleh gol Roberto
Ayala di menit ke 49 dan baru bisa menyamakan kedudukan di menit 80
melalui gol Miroslav Klose. Ditambah lagi pertandingan harus dilanjutkan
dengan adu penalti, beruntung Jerman sukses mengalahkan Argentina.
Peningkatan yang ketiga adalah saat Jerman menghadapi Italia 4 Juli
2006. Pertandingan harus berlangsung hingga perpanjangan waktu dimana
akhirnya Italia keluar sebagai pemenang melalui gol Fabio Grosso dan
Alessandro Delpiero masing-masing di menit 119 dan 120+1. Kedua gol itu
terjadi dimenit-menit akhir perpanjangan waktu. Bayangkan jika anda
adalah warga negara Jerman, anda tentu akan merasa was-was dan sangat
tegang menyaksikan 3 pertandingan tadi dan tentu anda akan merasa sangat
"nyesek" karena harus kalah diujung waktu ekstra time.
Dalam pertandingan-pertandingan Jerman yang lain, ketika melawan Kosta
Rika dan Ekuador di penyisihan grup atau saat melawan Swedia di
perdelapan final juga terjadi peningkatan dibandingkan hari-hari lain
dimana Jerman tidak bertanding. Namun melawan ketiga negara itu
pertandingan berlangsung tidak lebih tegang dibanding laga melawan
Polandia, Argentina dan Italia tadi dan Jerman relatif mampu
memenangkan pertandingan dengan mudah sehingga lonjakan penderita
serangan jantung tidak begitu tajam.
Dari penelitian tadi jelas sudah bahwa menonton pertandingan bola yang
menegangkan, terlebih jika yang bertanding adalah tim kesayangan anda,
mampu meningkatkan stress emosional dan akhirnya mampu meningkatkan
resiko serangan jantung. Terkait hal ini, saya teringat perkataan
@aditchenko, katanya, sepakbola terlalu sempit jika hanya dimaknai
sebagai kesukaan terhadap 1 atau 2 klub. Menyenangi sepakbola adalah
lebih purna daripada menyenangi 1 atau 2 klub saja. Jika sudah sampai
pada maqom menyukai sepakbola, melihat pertandingan setegang apapun
tidak akan sampai membuat jantung serasa copot. Alih-alih akan semakin
membuat anda menikmati pertandingan.