Headlines
Terbit pada:Minggu, 15 Juni 2014
Ditulis oleh: Unknown

Kekurangan Dua Capres Saat Debat Kedua di Mata Ekonom

POLITIK - Pengamat ekonomi Indef, Aviliani, Senin 16 Juni 2014, menyatakan bahwa kedua pasangan calon presiden (capres) hampir tidak ada perbedaan pandangan dalam visi ekonomi mendatang.

"Menurut saya, dua-duanya punya konsep yang hampir sama. Seperti misalnya, yang ini pakai istilah berdikari sementara yang itu istilahnya kerakyatan. Tapi substansinya tidak banyak perbedaan," ujar Aviliani saat dilansir VIVAnews.

Secara normatif, keduanya juga menyentuh pokok persoalan yang sama. Antara lain soal implementasi amanat UUD 1945 pasal 33 yang menyinggung pemanfaatan kekayaan alam bagi kesejahteraan warga negara Indonesia.

Namun, Aviliani menyayangkan masing-masing capres, baik Prabowo Subianto maupun Joko Widodo, tidak membahas tentang potensi penerimaan negara dari pajak. Padahal ada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan naiknya jumlah kelompok menengah, merupakan salah satu potensi untuk menambah penerimaan pajak bagi negara.

"Belum dieksplor oleh keduanya soal bagaimana orang yang belum bayar pajak bisa diperluas pajaknya. Jangan kenakan pajak pada mereka yang sudah bayak pajak," kata Aviliani.

Jika dilihat dari sisi pandangan mengenai investasi, menurut Aviliani, baik Prabowo maupun Joko Widodo juga punya semangat nasionalis yang serupa. "Keduanya menyatakan tak menolak investor asing," kata Aviliani.

Selain itu, masing-masing kandidat dalam debat capres semalam juga tidak menyinggung soal fokus industri RI.

"Industri apa yang ingin dikembangkan? Negara-negara maju sekarang ini punya fokus industri antara satu sampai lima industri. Tidak usah banyak-banyak, yang penting fokus," kata Aviliani.

Ia mencontohkan, Korea Selatan yang kini eksis dalam kancah persaingan internasional dengan laju pertumbuhan positif hanya mengembangkan lima industri. Yaitu telekomunikasi, kosmetik, kesehatan (ginseng), otomotif, dan industri kreatif (k-pop).

Sementara Jepang hanya fokus pada dua industri, yaitu otomotif produk elektronik. Namun dua industri itu bisa berkontribusi hingga 70 persen ekspor pada postur neraca perdagangan Jepang.

"Capres kita kurang banyak mengeksplorasi industri apa yang akan dibangun," kata Aviliani.(vvn)

Detail online

Ditulis oleh: Unknown pada 22.02. Dibawah rubrik . Anda dapat mengikuti respon ini melalui Facebook - Twitter. Tinggalkan komentar untuk Bolmongfox

By Unknown on 22.02. Dibawah rubrik . Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response

0 komentar for "Kekurangan Dua Capres Saat Debat Kedua di Mata Ekonom"

Leave a reply

Popular Posts